Kamis, 19 Juni 2008

Boston Celtics Juara NBA 2008

Tentang NBA. National Basketball America. Permainan bola basket. Tahun ini juaranya Boston Celtics yang mengalahkan Los Angeles Lakers 4-2 dalam best of seven series. Sebenarnya saya menyukai Lakers. Itu dari jaman dulu. Tapi ya sudah lah tidak apa-apa. Kobe Bryant sudah mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Perlu dicatat bahwa dia MVP Regular Season tahun ini.Ah tidak usah dicatatlah. Itu tidak penting. Jadi selamat ajalah buat para pemain Celtics.Itu si Kevin Garnett, Paul Pierce dan Ray Allen yang memang belum pernah ngerasain cincin juara NBA selama karirnya.

Kamis, 05 Juni 2008

Seniman Monolog Bis Kota

Kemarin sore selesai jam kerja tidak langsung pulang. Itu saya main Futsal sama temen-temen kantor. Main di Kick Spot deket-deket juga sama kantor. Itu bola futsal lagi ga enak. Kempes kurang angin. Setelah main futsal saya lapar. Terus saya makan. Abis makan dan solat Isya baru saya pulang. Pulang naik Bis P6 menuju Cawang. Itu bis sudah penuh. Ah itu ternyata ada satu bangku kosong. Saya duduk di bangku itu. Kira-kira ditengah bis. Di bagian depan Bis ada seorang pengamen. Oh bukan pengamen ternyata. Itu ada lelaki yang sedang melakukan teater tunggal. Dia ber-monolog, itu bukan sih istilahnya? Yah tapi kamu ngerti kan.
Wah tadinya saya sudah tidak menghiraukan. Tetapi ternya orang itu bisa menarik perhatian. Itu orang jelas sekali berasal dari Jawa Timur. Logatnya khas banget. Jadi inget temen kuliahku si Hadi yang dari Magetan. Hadi 2 minggu lalu menikah. Tapi jauh di Lumajang. Saya tidak bisa hadir. Maaf ya Di. Iya ga apa-apa. Paling begitu kata Hadi Kenthon. Kenthon itu panggilannya.
Sekira 10 menit saya menyimak cerita yang dibawakannya. Mengenai hubungan antara seorang ayah dan anaknya. Hubungan itu terlalu dingin sejak si anak masih kecil. Setelah si anak dewasa dan merantau ke luar kota barulah kebekuan itu mencair. Hubungan pun menjadi mulai akrab dan saling kangen satu sama lain. Namun sayangnya tidak lama kemudian anaknya itu mengalami kecelakaan lalu lintas saat mengendarai motor. Sepeda motor maksudnya. Kakinya harus diamputasi. Itu dipotong sebagian. Dan mengalami gangguan mental. Degh. Saya langsung teringat anak lelakiku. Fadel. Memang sekarang sih hubungan saya dan Fadel dekat. Setiap petang (petang=sore/maghrib) Fadel menanti kepulangan saya dari tempat kerja. Liat wajahnya yang ceria sumringah aja bikin capek saya hilang. Sebenernya lebih hilang lagi kalo udah dipijitin istri saya sih. Nah saya takut Fadel beranjak dewasa hubungan saya sudah tidak sehangat saat ini. Mungkin saya semakin sibuk dengan pekerjaan. Ataupun Fadel yang lebih senang menghabiskan waktu dengan komunitasnya. Yah gara-gara monolog itu saya jadi termenung (gimana sih yang namanya termenung itu). Maksudnya kepikiran bangetlah. Tetap seniman jalanan ini juga butuh makan. Ini bisnis juga brur. Makanya begitu dia mengedarkan tempat untuk menaruh uang pada penumpang. Saya rogoh itu saku baju dan keluarin beberapa lembar uang ribuan. Yang ternyata malah lebih mahal dari ongkos naik bisnya. Ga apa-apalah sekali-kali. Lagian itu orang sudah bikin saya bersyukur sama Allah. Dan kalo saya yang bermonolog seperti dia, rasanya agak kecewa deh kalo cuma dihargai beberapa ribu dalam sekali tampil.