Senin, 25 Agustus 2008

Belajar dari anak : Fadel sudah bisa jalan

3 bulan yang lalu saya menanti. Itu menanti saat Fadel bisa jalan sendiri. Fadel itu anak saya. Saat itu terjadi. Saya seneng banget. Walau baru beberapa langkah saja kemudian terjatuh. Tapi saya bangga kalau dia mencoba berjalan. Sekarang Fadel sudah lancar. Sudah lancar berjalan. Bahkan berlari, melompat dan jalan mundur dia sudah bisa. Tapi saya jadi capek ngejar-ngejar dia. Maksudnya ngejagain dia. Karena dia lincah sekali. Sebentar-sebentar dia ke depan. Sebentar-sebentar sudah di kamar, atau di dapur atau ke kamar mandi. Kalau pintu dibuka dia keluar rumah. Terus kalau jalan-jalan. Tamasya maksudnya. Dia ga mau digendong. Dia maunya jalan. Lari-lari ke sana ke mari. Rasa senang saya yang 3 bulan lalu mulai hilang. Maksudnya saya jadi lupa kalau dulu pernah senang. Tapi saya diingatkan sama Ira. Ira itu istri saya. Dia berharap menjadi istri yang pertama dan terakhir. Dia ingatkan saya akan anugrah dari Allah Yang Maha Mencipta. Menciptakan Fadel. Membuat Fadel bisa jalan. Bisa lari. Bisa melompat. Bisa bikin saya olahraga ngejar-ngejar dia. Bisa bikin kita sehat.Terus saya jadi sadar. Saya sadar saya bahwa ini bagian nikmat dari Allah Yang Maha Pemberi Nikmat. Insya Allah Fadel semakin besar. Tanpa terasa dia sudah sekolah. Sudah ABG. Sudah Remaja. Mungkin sudah tidak mau main kejar-kejaran sama saya. Terus saya merindukan saat-saat seperti sekarang. Saat dia masih kecil dan mau main dengan saya. Saya jadi pengen pulang nih. Pulang ke rumah. Terus main sama Fadel. Main apa saja. Main kejar-kejaran juga ayo. Sampai kita capek. Terus kita tidur bersama.

Di Kantor.
26 Agustus 2008

Sabtu, 02 Agustus 2008

Foto Usia 1 Tahun Ayah dan Anak

Foto yang atas. Itu foto saya waktu kecil.
Waktu ngerayain ulang tahun 1 tahun.
Maksudnya yang pertama ultahnya.
Itu terjadi 27 tahun lampau alias silam.
Foto yang dibawahnya. Itu foto anak saya waktu masih kecil.
Iya memang sekarang pun dia masih anak kecil.
Foto itu pun diambil 4 bulan lalu. Saat beliau ultah pertamanya.
Jadi kedua foto itu adalah pada moment yang sama.
Kesamaan lain adalah kami sama-sama tampan.
Karena Allah menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya bentuk.
Begitu Kata Pak Ustadz lupa namanya di khotbah Jumatan.
Saya jadi merenung. Merenung Fadel anakku itu.
Bagaimanakah keadaan dia 27 tahun akan datang.
Apakah dia seganteng ayahnya saat ini? Atau lebih cakep.
Tapi lebih penting adalah semoga dia jauh lebih sholeh.
Semoga dia mendapatkan kedudukan yang mulia.
Dipandang oleh manusia dan lebih penting oleh Allah Yang Maha Mulia.
Amin. Ya Robbal alamin


(Jakarta, 3 Agustus 2008)
(Met ulbul ke-16 bulan anakku Fadel di Cilacap sana)