Rabu, 09 April 2008

UCL Quarter-Final : Liverpool FC (4) - Arsenal (2)

Malam itu ada siaran langsung pertandingan bola. Sepak bola maksudnya. Itu tim kesukaan saya yang bermain. Liverpool FC. The Reds julukannya. Bermain melawan Arsenal klub dari London. London adalah ibu kota negara Inggris. Kalau Indonesia ibu kotanya Jakarta. Iya semua orang yang baca ini sudah tahu. Kembali lagi. Itu pertandingan perempat final liga champion eropa leg kedua. Leg pertama hasilnya imbang 1-1 di stadion emirates. Malam itu saya tidur lebih awal. yaitu jam 9 malam. Terima kasih anakku Fadel karena engkau telah tertidur sejak jam setengah 9. Atau 20:30. Jam 1:45 saya bangun karena alarm. Itu saya yang bikin atur dia bunyi jam segitu. Bukan teknologi yang mutakhir. Biasa-biasa saja. Saya nyalakan televisi, salah satu stasiun swasta di negeri ini. Yaitu RCTI. Pertandingan sudah berjalan 1 menit. Saya tunggu itu permainan berlangsung. Sampai akhirnya itu gol terjadi. Buat Arsenal. 0-1. Saya tegang. Saya nonton lagi. 1-1 Hypia membalas buat Liverpool. Saya nunggu lagi.Babak pertama selesai. Para pemain istirahat. Tiba-tiba perut saya mules. Saya nyalakan pompa air. Istri saya terbangun. Anak saya tidak terbangun. Dia masih saja tidur. Sedang mimpi apa dia tidak tahulah. Lalu saya masuk kamar mandi dan melaksanakan hajat itu. Iya kamu tahu lah. Saya keluar kamar mandi. Itu pertandingan babak kedua sudah mulai. Saya nonton lagi. Gol. Torres bikin skor 2-1. Skor ini membuat saya sudah tidak ingin nonton lagi. Saya ingin pertandingan berakhir sajalah. Tapi saya tetep nonton. Terjadilah apa yang saya kuatirkan. Arsenal cetak gol. Skor 2-2. Kalau tetap begini Liverpool akan tersingkir lewat peraturan away gol. Tidak lama kemudian Liverpool cetak gol lewat penalti SG8. Itu pertandingan berlanjut lagi. Itu Arsenal menyerang bak kesetanan. Ceileh kata-katanya kayak di situs ulasan sepak bola beneran. Saya sempat ketar-ketir. 4-2. Itu Babel cetak gol bagus. It's Over. Priiit. Wasit tiup peluit. Saya matiin TV Saya tidur lagi sambil tersenyum. Saya lihat anakku juga tersenyum dalam tidurnya. Mungkin diapun pendukung The Reds Liverpool. Walk on,,,walk on...through the storm...You'll Never Walk Alone.